Beranda | Artikel
Shirathal Mustaqim
Selasa, 26 Januari 2021

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Qatadah

Shirathal Mustaqim merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Qotadah. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 13 Jumadal Akhir 1442 H / 26 Januari 2021 M.

Kajian Islam Ilmiah Tentang Shirathal Mustaqim

Setiap di antara kita insyaAllah hafal surat Al-Fatihah. Dan surat Al-Fatihah (pembuka) ini dinamai olah Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan Ummul Kitab, Ummul Qur’an atau dinamakan juga dengan Fatihatul Kitab.

Dinamai dengan Fatihatul Kitab karena secara tartib Qur’an bahwa Al-Fatihah merupakan surat yang pertama. Kemudian juga berisikan muqaddimah dari semua isi Al-Qur’an. Dinamai dengan Ummul Kitab/Ummul Qur’an karena yang merupakan induknya. Hal ini memiliki makna bahwa semua isi Al-Qur’an secara global ada pada surat ini.

Sebagian para ulama menggambarkan isi Al-Qur’an tiga, yaitu berupa berita, perintah dan larangan (Arab: أوامر ونواهي), kabar gembira tentang pahala dan ancaman (Arab: الوعد والوعيد).

Berita yang paling pokok adalah tentang Allah, dimana Allah Ta’ala mengenalkan kepada hambaNya. Yaitu tentang rububiyah, uluhiyah dan asma’ dan sifatNya. Juga berita masa lalu, tentang orang-orang shalih terdahulu, tentang para Nabi. Berita yang akan datang berupa surga dan neraka.

Isi yang kedua berupa perintah dan larangan. Perintah yang paling pokok adalah perintah kepada tauhid, mengikhlaskan ibadah kepada Allah Ta’ala. Kemudian larangan yang paling pokok adalah larangan syirik. Perintah yang lainnya berupa shalat, berpuasa, berzakat, menunaikan ibadah haji, berjihad, berbakti kepada orang tua dan seterusnya.

Isi Al-Qur’an yang ketiga berupa kabar gembira tentang pahala dan ancaman. Maka itu ada dalam surat Al-Fatihah.

  • Ayat ke-1 sampai ke-4 memberitakan tentang Dzat Allah Ta’ala.
  • Ayat ke-5 terdapat perintah untuk mengikhlaskan ibadah dan mengikhlaskan isti’anah, dan otomatis di situ mengandung larangan.
  • Ayat ke-6 dan ke-7 adalah perintah untuk menempuh jalan yang lurus, walaupun di situ ada bentuk doa.

Ini keagungan dan kemuliaan tentang isi surat Al-Fatihah.

Di antara ayat yang sangat penting dalam surat Al-Fatihah dan kita baca dalam sehari semalam minimalnya 17 kali dalam shalat wajib. Jika seseorang menambah dengan shalat ba’diyah dan shalat qabliyah, maka berarti 27 kali kita berdoa mengatakan:

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ ﴿٦﴾

Tunjukkanlah aku kepada jalan yang lurus.” (QS. Al-Fatihah[1]: 6)

Ketika menjelaskan ayat ini, Al-Imam Ibnul Qayyim Rahimahullahu Ta’ala mengatakan dan menjelaskan kepada kita semua bahwa manusia secara umum terbagi kepada dua kelompok, yaitu (1) orang yang yang memiliki derajat yang tinggi, (2) orang yang berada pada derajat yang paling rendah.

Imam Ibnul Qayyim menjelaskan orang yang berada pada derajat yang tinggi. Yaitu:

مَنْ عَرَف الطريق إلى ربِّه وسلكها قاصدًا الوصول إليه

“Orang yang tahu jalan menuju Rabbnya. Kemudian ia menempuhnya dengan bersungguh-sungguh. Dia ingin sampai kepadaNya.”

Sedangkan orang yang berada di derajat bawah. Yaitu:

من لم يعرف الطريق إلى ربِّه ولم يتعرفها

“Orang yang dia tidak tahu jalan menuju kepada Rabbnya dan dia tidak mempelajarinya.”

Maka dari itu Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ ﴿٦﴾ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ ﴿٧﴾

Ya Allah, tunjukkanlah aku ke jalan yang lurus. Yaitu jalan yang telah ditempuh oleh orang-orang yang Engkau beri nikmat dan bukan jalan orang-orang yang Engkau murkai dan bukan juga jalan orang-orang yang sesat.” (QS. Al-Fatihah[1]: 6-7)

Manusia dalam ayat ini terbagi dua. Yaitu orang yang Allah beri nikmat dengan kenikmatan di dunia dan di akhirat. Mereka yang akan ditinggikan derajatnya oleh Allah Ta’ala. Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَرْفَعِ اللَّـهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ

niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah[58]: 11)

Sedangkan kelompok yang kedua adalah orang yang akan dihinakan oleh Allah dan mereka akan menjadi orang-orang yang rendah. Mereka nanti di hari kiamat tidak akan mendapatkan kebahagiaan. Mereka akan berhadapan dengan berbagai adzab Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kalimat “ash-shirath” disebutkan tidak kurang dari 36 tempat di dalam Al-Qur’an.

Apa yang dimaksud dengan shirathal mustaqim?

Yang dimaksud dengan shirathal mustaqim adalah Al-Qur’an. Sebagian para ulama mengatakan maknanya adalah Islam. Sebagian para ulama mengatakan maknanya adalah Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan para sahabatnya. Sebagian para ulama mengatakan yang dimaksud dengan shirathal mustaqim adalah Al-Jama’ah.

Semua penafsiran ini tidaklah bertentangan. Al-Imam Ibnul Qayyim Rahimahullahu Ta’ala menjelaskan:

في تفسير الصراط المستقيم هو الطريق الذي نصبه الله لعباده على ألسنة رسله وجعله موصلاً لعباده إليه ولا طريق لهم سواه، وهو إفراده بالعبودية وإفراد رسله بالطاعة، وهو مضمون شهادة أن لا إله إلا الله وأن محمداً عبده ورسوله،

Penafsiran yang mencakup semuanya dari shirathal mustaqim adalah jalan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala bentangkan untuk hambaNya melalui lisan para RasulNya dan dijadikan jalan itu akan sampai kepada Allah. Yaitu mengikhlaskan Allah dengan ibadah dan menikhlaskan para RasulNya dengan taat. Dan itu berupa kandungan dari dua kalimat.

Bagaimana bentuk-bentuk musibah yang menimpa semoga mukmin? Mari download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini..

Download mp3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/49708-shirathal-mustaqim/